Emas di Tangan Penulis

Oleh Eko Prasetyo


Menulis akan selalu membuat kita ”kaya”.
~Helvy Tiana Rosa~ (penulis, pendiri Forum Lingkar Pena)

***
Pada edisi 24 April–21 Mei 2008, majalah Adil merilis lima nama penulis terkaya di Indonesia. Tempat pertama diisi Andrea Hirata, penulis tetralogi Laskar Pelangi, yang disebutkan meraup Rp 2,5 miliar. Disusul Habiburrahman El Shirazy –penulis novel laris Ayat-Ayat Cinta– yang mendapatkan penghasilan Rp 1,5 miliar. Berikutnya berturut-turut ada nama Kinoysan, Asma Nadia, dan Helvy Tiana Rosa.
Majalah Adil tidak menyebut apakah pendapatan lima penulis Indonesia itu diperoleh per bulan atau per tahun. Hanya Kinoysan yang disebutkan mendapatkan kocek Rp 90 juta per tiga bulan.
Pada tahun ini, Andre Hirata dan Habiburrahman masih bertengger di tangga teratas penulis best seller Indonesia. tidak banyak berubah. Hanya posisi ketiga dan kelima yang berubah.Tempat ketiga diduduki Ahmad Fuadi dengan karya apiknya, Negeri 5 Menara. Selanjutnya, ada nama Asma Nadia dan Dewi ”Dee” Lestari yang menelurkan novel populer Perahu Kertas dan Rectroverso (http://serujadiguru.blogdetik.com). Pada novel terbarunya, Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas, Andre Hirata bahkan seakan belum tertandingi oleh penulis lain Indonesia. Wajar jika dia tetap anteng di posisi paling atas deretan penulis terkaya Indonesia.

Jika kuseduhkan kopi, ayahmu menghirupnya pelan-pelan lalu tersenyum padaku”. Meski tak terkatakan, anak-anaknya tahu bahwa senyum itu adalah ucapan saling berterima kasih antara ayah dan ibu mereka untuk kasih sayang yang balas membalas, dan kopi itu adalah cinta di dalam gelas.” (Cinta di Dalam Gelas, Andrea Hirata)

Selain meraup pundi-pundi rupiah dalam jumlah ratusan juta, para penulis potensial itu berperan menggairahkan kembali dunia buku di negeri ini. Khususnya, menyedot animo masyarakat untuk membaca. Langkah tersebut tentu saja positif, mengingat budaya membaca di Indonesia belum bisa dikatakan baik.
Tak ayal, para penulis tersebut bak menggenggam emas di tangan mereka –selain tentu saja tangan mereka adalah emas. Andrea Hirata, misalnya. Novelnya bakal merambah dunia. Sebab, Penerbit Bentang Pustaka telah menandatangani kerja sama dengan Amer-Asia Books Inc dari Tucson, Arizona, Amerika Serikat. Amer-Asia Books Inc bakal menjadi agen dan memegang lisensi untuk penerbitan tetralogi Laskar Pelangi di luar Indonesia.
Selain itu, Andrea mendapatkan beasiswa menulis di Iowa University, Amerika Serikat. Dia termasuk salah satu di antara 13 orang dari berbagai negara yang mendapatkan kesempatan emas tersebut. Beasiswa itu didapatkan berkat novel Laskar Pelangi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, The Rainbow Troops. Selain itu, film berjudul sama dengan novel tersebut telah ditonton oleh sekitar 4,5 juta penonton. Prestasi itulah yang membuat kedutaan besar AS memberikan beasiswa menulis kepada novelis yang juga karyawan PT Telkom tersebut. Kontan, tangan emas si penulis bak menggenggam emas.
Emas di tangan penulis juga dialami Asma Nadia. CEO Forum Lingkar Pena Publishing itu mashyur lewat karya best seller-nya, Catatan Hati Seorang Istri dan kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji.
Berkat menulis, Andrea Hirata, Habiburrahman, Asma Nadia, dan Ahmad Fuadi bisa memperoleh kekayaan. Lebih dari itu, mereka memberikan suntikan motivasi kepada masyarakat dan jutaan remaja Indonesia untuk membuka jendela dunia lewat tulisan.
Kekayaan memang bukan melulu soal materi. Seperti dikatakan Helvy Tiana Rosa, kakak kandung Asma Nadia, bahwa ada ”kekayaan” sejati yang bisa diperoleh penulis. Bentuknya bisa saja kepuasan seperti ketika Helvy rajin menyumbangkan royaltinya untuk kegiatan sosial.
Terlepas dari itu, seorang penulis tetap akan kaya. Jikalau belum menggenggam emas, tangan mereka adalah emas. Lewat pena seorang penulis, berbagai informasi, ilmu pengetahuan, dan manfaat terlahir lewat tangannya. Maka, tak salah bila menulis perlu ditanamkan sejak kecil kepada anak-anak kita. Minimal, itu dapat bermanfaat bagi mereka sebelum memberikan manfaat kepada orang lain.

Graha Pena, 27 Agustus 2010

Tidak ada komentar: