Oleh Eko Prasetyo
Ya Allah, sudah lama ingin aku tuliskan surat ini kepada-Mu. Namun, selalu saja aku ragu untuk melakukannya. Bukan karena aku tak tahu alamat yang hendak kutuju, tapi aku benar-benar malu.
Sebab, selama ini aku merasa jauh dari-Mu.
Padahal, Engkau selalu baik kepada setiap hamba-Mu.
Sebab, selama ini aku kerap lalai bersyukur atas Nikmat-Mu.
Padahal, tak terhitung lagi berapa banyak nikmat itu.
Sebab, selama ini aku selalu menyibukkan diri dengan urusan dunia.
Padahal, itu tak bisa memberikan sedikit pun syafaat kepadaku.
Ya Allah, sudah lama ingin aku tuliskan surat ini kepada-Mu. Namun, selalu saja aku bingung untuk melakukannya. Bukan karena aku tak bisa menuangkannya, tapi aku benar-benar malu.
Sebab, selama ini aku tak jarang menyalahkan-Mu bila keinginanku tak terpenuhi.
Padahal, Engkau mahabaik dengan mencukupi segala kebutuhan hamba-Mu.
Sebab, selama ini aku jarang menyempatkan waktu untuk bersama-Mu.
Padahal, bercinta dengan-Mu menjanjikan ketenangan dan kebahagiaan.
Sebab, selama ini aku kerap bertindak yang menyalahi perintah-Mu.
Padahal, firman-Mu adalah sebenar-benar penerang.
Ya Allah, sudah lama ingin aku tuliskan surat ini kepada-Mu. Bukan karena aku menginginkan surga-Mu dan takut neraka-Mu. Namun, segala yang tercurah dalam surat itu kutulis:
Untuk menuangkan segala penyesalan atas ketamakan dan kesombonganku.
Untuk menyampaikan ampun pada semua dosa-dosa yang kuperbuat.
Untuk mengalamatkan cinta yang menjadi anugerah terbesar-Mu.
Rabbana zhalamna anfunsana wainlam taghfirlanaa lanakunanna minalkhasiriin.
Graha Pena, 4 April 2010
Gurusiana
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar