Ke Gereja


”Saya telepon berkali-kali kok nggak diangkat, Mas?” tanya salah seorang teman kepada saya.
”Maaf tadi saya ke gereja,” jawab saya.
”Lho, sampeyan kan muslim?” tanya dia.
Mimik mukanya menandakan rasa tidak senang.
Saya lantas ”dikuliahi” (untuk tidak menyebut ditegur). Saya mendengarkannya sampai dia selesai berceramah.
Setelah itu, saya mengatakan dua hal yang ia abaikan.

Pertama, ia tidak menanyakan terlebih dahulu alasan saya ke gereja. Dia langsung ”menembak” saya dengan pertanyaan yang sejatinya tidak berkorelasi dengan jawaban saya.

Kedua, ia ”menghakimi” saya seolah-olah saya bersalah dan berdosa karena telah pergi ke gereja. Lagi-lagi itu terkait dengan tindakan yang seharusnya ia lakukan, yakni menanyakan alasan saya ke gereja.

”Jika sampeyan dimintai tolong seseorang, sedangkan sampeyan sanggup melakukannya, apakah akan menolaknya?” tanya saya.
”Enggak,” jawab dia.
”Emang sopo seh yang minta tolong sampeyan?” tanya dia penasaran.
”Kakek saya. Kebetulan saya ke rumahnya dan dimintai tolong untuk mengantarkannya ke gereja,” tegas saya.

Cat: Saya memeluk Islam, sedangkan kakek saya Katolik.

Tidak ada komentar: