Irshad Manji

Oleh Eko Prasetyo

Irshad Manji (Foto: news.nationalpost.com)

Wanita asal Kanada yang berambut pendek khas ini cantik dan sedikit eksentrik. Gaya bicaranya pun menyenangkan. Ia menyentak dunia lewat buku The Trouble with Islam Today pada musim panas 2004. Tak tanggung-tanggung, ia mengaku sebagai muslimah taat, tapi juga mencintai sesama perempuan.

I’m faithful moeslem,” katanya. Ia mengaku ber-ijtihad demi reformasi Islam dan keberanian moral.
Sore itu ia kembali mengaku pejuang muslimah yang taat dalam diskusi hangat soal lesbianisme. Aku lantas bertanya kepada wanita 42 tahun tersebut.

”Apakah kamu yakin dengan yang kamu ucapkan?” cecarku.
”Ya, aku tak meninggalkan shalat lima waktu,” jawabnya tegas.
”Saya tidak yakin,” sindirku.
”Hati-hati dengan omonganmu.” Ia mulai gusar.
”Sebab, setahuku, muslimah itu berhijab,” sahutku.

Graha Pena, 13 Juni 2012

Cemas

Flash Fiction oleh Eko Prasetyo


Kami harus rapat mulai pukul lima sore ini. Sudah satu jam berjalan. Kulihat Amran dari perwakilan pemasaran cemas. Berkali-kali melihat jam di tangan kirinya. Ia mulai tak fokus.
Bos melihatnya. Dengan muka masam, ia menegur.
”Amran, tolong perhatikan. Rapat ini penting demi perusahaan kita,” ucap bos dengan nada agak tinggi.
”Tapi ini lebih penting, Pak,” jawab Amran.
”Apa ada yang lebih penting dari paparan saya ini?” ketus sang bos. Matanya menatap tajam kepada Amran. Semua yang hadir di situ menantikan jawaban Amran.
”Shalat Magrib berjamaah, Pak. Saya sudah tertinggal beberapa menit yang lalu,” ucap Amran. Sorot matanya menegaskan ia tak takut dipecat.

Graha Pena, 13 Juni 2012